Selasa, 23 Februari 2010

KEPEMIMPINAN


SEORANG PEMIMPIN YG BAIK ADALAH YANG BISA MEMBESARKAN SEMANGAT DAN HARAPAN-HARAPAN KEPADA ANAK BUAHNYA

(NAPOLEON BONAPARTE)

Jumat, 20 November 2009

Fenomena Ramalan 2012

berita akhir akhir ini yang sangat fenomenal sekali. yah, apalagi kalau bukan fenomena 2012. sampai-sampai berita luar negri menyebutkan ada bunuh diri yang dilakukan oleh sejumlah orang karena paranoid terhadap isu bencana besar tersebut. kita sebagai orang yang beriman, pasti yakin akan hari akhir. memang itu sudah ada di dalam al Qur'an. tapi bagaimana kita menyingkapi isu tersebut?. ibaratkan saja hari kiamat sedetik lagi, begitulah persiapkan diri kita. kenapa mesti 2012 yang di takuti. dunia ini tidak abadi, apapun yang kita miliki tak abadi. cuma diri kitalah yang akan kita bawa sendiri tanpa ada harta, saudara, anak, suami atau istri. maka perbanyaklah berbuat kebaikan, beramal soleh, hormati orang tua, santuni orang miskin, anak yatim, janda tua dan sebagainya.

bagi yang merasa telah salah melangkah, kembalilah ke jalan yang benar... bagi yang kaya dan kurang memberikan sedekah, sedekahkanlah harta kita di jalan Allah swt untuk mencari keridhoanNya. bagi yang telah menzalimi saudara kita sesama muslim, ingatlah bahwa Allah Swt maha Mengetahui...

Kiamat



Disaat sangkakala ditiupkan...
Ketika gunung-gunung memuntahkan isinya...
Ketika langit terbelah dan runtuh...
Ketika bumi diguncangkan dengan guncangan yang dasyat...
Ketika bintang-bintang berjatuhan...
Ketika itu manusia tertunduk dan bertanya, apa yang terjadi di bumi...
Bumi dan isinya bagaikan kapas yang berterbangan
Tak ada tempat berlindung
Tak ada yang dapat membantu...
Selain Allah swt...
Karena kita pasti akan kembali pada Nya...
Ingatlah wahai manusia, berbuat baiklah, dan beramal saleh selama masih hidup di dunia...
Karena dunia adalah tempat kita untuk mencari berkah di akhirat...
Dunia ini adalah fatamorgana...
Sementara...
take on the holy of Alquran

Sabtu, 14 November 2009

Peran orang tua dalam mendidik anak

Seorang anak bernama Jefri yang duduk di bangku sekolah dasar saat sepulang sekolah dengan baju terkoyak dan tangan berdarah sambil menangis dan disambut kaget oleh orang tuanya. Si ibu bertanya pada anaknya, " kamu kenapa nak... kok bisa begini? siapa yang sudah melakukan ini? kamu berantem ya?" si anak malah terus menangis dan menahan perih di tangannya yang terluka. Si anak menjawab, "Si Ale bu, dia tadi mainin penggaris dan di pukulin ke aku bu.. kayak di tipi itu.. huhuhu....." si ibu langsung geram dan marah akibat perlakuan Ale anak tetangganya itu. langsung deh si ibu datang ke rumah Ibu Mona orang tuanya Ale. sampe di rumah Ale Ibu Aris orang tuanya jefri melabrak Ibu Mona di rumahnya. Dan, terjadilah hal yang sudah kita bayangkan, dimana Ibu-Ibu kalo udah perang kondisinya gimana. Turun tanganlah para Suami, Untung para suami cepat melerai dan mendamaikan situasi dan kondisi. Para tetangga dengan setia menonton siaran langsung ini.

yah, begitulah cerita nyata kisah Ale dan Jefri korban dari situasi dan kondisi sekarang ini. jika dilihat dari permasalahannya, hal ini sebenarnya di picu oleh sikap perubahan seorang anak dari balita ke anak-anak. dalam kondisi seperti ini anak-anak dipengaruhi oleh lingkunagn eksternal. dimana dalam lingkungan ini anak-anak cepat sekali berinteraksi. Hal pertama yang menyebabkan anak seperti ini adalah faktor lingkungan keluarga yang kurang memperhatikan sikap dan perubahan si anak yang terus berkembang. Apalagi sikap keingintahuan anak-anak pada usia tersebut sangat tinggi.

Contohnya saja, adegan yang ia lihat di televisi seperti perang, berantem, pukul dan tindakan kekerasan lainnya. hal ini langsung terekam dalam memori otak kanan dan kirinya. tak heran jika ia ingin langsung mempraktekkan adegan tersebut ke sesama temannya. harusnya disini peran orang tua harus besar dalam mengikuti perkembangan anaknya, orang tua dituntut untuk berperan aktif membimbing anaknya dan mengarahkan anaknya ke hal-hal yang bermanfaat. seperti olah raga dan mengajak mereka ke toko buku, perpustakaan daerah dan atau ke area bermain. hal ini lebih bermanfaat ketimbang mengajak mereka ke mall dan membelikan mereka mainan seperti pedang-pedangan, atau pistol mainan dan sebagainya.

menurut saya, anak usia 1-10 tahun disaat usia balita menuju masa anak-anak peran orang tua sangat penting mengontrol perilaku mereka. misal, anak di usia tersebut jangan di belikan mainan yang berbau kekerasan seperti pedang, pistol dan lainnya. kalaupun ada totonan anak-anak yang berbau perkelahian seperti tokoh idola anak-anak sebaiknya di temani oleh orang tuanya. dan alihkan keninginan mereka untuk memiliki benda-benda tersebut seperti hero mereka di TV dengan memberikan pengertian kepada mereka. kemudian arahkan mereka untuk berbuat lebih baik dan mengajarkan mereka dari awal cara menjaga lingkungan dengan megajak mereka jalan-jalan sore dan tanamkan dari dini sikap saling menghargai dan mnghormati sesama. ajak mereka bermain di arena outbond atau ke pustaka dan berikan tantangan menarik buat mereka agar mereka bisa berfikir.

Sabtu, 12 September 2009



Tan Malaka –lengkapnya Ibrahim Datuk Tan Malaka—menurut keturunannya ia termasuk suku bangsa Minangkabau. Pada tanggal 2 Juni 1897 di desa Pandang Gadang –Sumatra Barat—Tan Malaka dilahirkan. Ia termasuk salah seorang tokoh bangsa yang sangat luar biasa, bahkan dapat dikatakan sejajar dengan tokoh-tokoh nasional yang membawa bangsa Indonesia sampai saat kemerdekaan seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Moh.Yamin dan lain-lain.

Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang orisinil, berbobot dan brilian hingga berperan besar dalam sejarah perjaungan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia mendapat julukan tokoh revolusioner yang legendaris. Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Syarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus- kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya. dan ia juga menguasai 8 bahasa.

Saat berumur 16 tahun, 1912, Tan Malaka dikirim ke Belanda. Tahun 1919 ia kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai guru disebuah perkebunan di Deli. Ketimpangan sosial yang dilihatnya di lingkungan perkebunan, antara kaum buruh dan tuan tanah menimbulkan semangat radikal pada diri Tan Malaka muda. Tahun 1921, ia pergi ke Semarang dan bertemu dengan Semaun dan mulai terjun ke kancah politik. Saat kongres PKI 24-25 Desember 1921, Tan Malaka diangkat sebagai pimpinan partai. Januari 1922 ia ditangkap dan dibuang ke Kupang. Pada Maret 1922 Tan Malaka diusir dari Indonesia dan mengembara ke Berlin, Moskwa dan Belanda.

Pada tahun 1921 Tan Malaka telah terjun ke dalam gelanggang politik. Dengan semangat yang berkobar dari sebuah gubuk miskin, Tan Malaka banyak mengumpulkan pemuda-pemuda komunis. Pemuda cerdas ini banyak juga berdiskusi dengan Semaun (wakil ISDV) mengenai pergerakan revolusioner dalam pemerintahan Hindia Belanda. Selain itu juga merencanakan suatu pengorganisasian dalam bentuk pendidikan bagi anggota-anggota PKI dan SI (Sarekat Islam) untuk menyusun suatu sistem tentang kursus-kursus kader serta ajaran-ajaran komunis, gerakan-gerakan aksi komunis, keahlian berbicara, jurnalistik dan keahlian memimpin rakyat. Namun pemerintahan Belanda melarang pembentukan kursus-kursus semacam itu sehingga mengambil tindakan tegas bagi pesertanya.

Melihat hal itu Tan Malaka mempunyai niat untuk mendirikan sekolah-sekolah sebagai anak-anak anggota SI untuk penciptaan kader-kader baru. Juga dengan alasan pertama: memberi banyak jalan (kepada para murid) untuk mendapatkan mata pencaharian di dunia kapitalis (berhitung, menulis, membaca, ilmu bumi, bahasa Belanda, Melayu, Jawa dan lain-lain); kedua, memberikan kebebasan kepada murid untuk mengikuti kegemaran mereka dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan; ketiga, untuk memperbaiki nasib kaum miskin. Untuk mendirikan sekolah itu, ruang rapat SI Semarang diubah menjadi sekolah. Dan sekolah itu bertumbuh sangat cepat hingga sekolah itu semakin lama semakin besar.

Perjuangan Tan Malaka tidaklah hanya sebatas pada usaha mencerdaskan rakyat Indonesia pada saat itu, tapi juga pada gerakan-gerakan dalam melawan ketidakadilan seperti yang dilakukan para buruh terhadap pemerintahan Hindia Belanda lewat VSTP dan aksi-aksi pemogokan, disertai selebaran-selebaran sebagai alat propaganda yang ditujukan kepada rakyat agar rakyat dapat melihat adanya ketidakadilan yang diterima oleh kaum buruh.

Seperti dikatakan Tan Malaka pada pidatonya di depan para buruh “Semua gerakan buruh untuk mengeluarkan suatu pemogokan umum sebagai pernyataan simpati, apabila nanti menglami kegagalan maka pegawai yang akan diberhentikan akan didorongnya untuk berjuang dengan gigih dalam pergerakan revolusioner”.

Pergulatan Tan Malaka dengan partai komunis di dunia sangatlah jelas. Ia tidak hanya mempunyai hak untuk memberi usul-usul dan dan mengadakan kritik tetapi juga hak untuk mengucapkan vetonya atas aksi-aksi yang dilakukan partai komunis di daerah kerjanya. Tan Malaka juga harus mengadakan pengawasan supaya anggaran dasar, program dan taktik dari Komintern (Komunis Internasional) dan Profintern seperti yang telah ditentukan di kongres-kongres Moskwa diikuti oleh kaum komunis dunia. Dengan demikian tanggung-jawabnya sebagai wakil Komintern lebih berat dari keanggotaannya di PKI.

Sebagai seorang pemimpin yang masih sangat muda ia meletakkan tanggung jawab yang sangat berat pada pundaknya. Tan Malaka dan sebagian kawan-kawannya memisahkan diri dan kemudian memutuskan hubungan dengan PKI, Sardjono-Alimin-Musso.

Pemberontakan 1926 yang direkayasa dari Keputusan Prambanan yang berakibat bunuh diri bagi perjuangan nasional rakyat Indonesia melawan penjajah waktu itu. Pemberontakan 1926 hanya merupakan gejolak kerusuhan dan keributan kecil di beberapa daerah di Indonesia. Maka dengan mudah dalam waktu singkat pihak penjajah Belanda dapat mengakhirinya. Akibatnya ribuan pejuang politik ditangkap dan ditahan. Ada yang disiksa, ada yang dibunuh dan banyak yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Jaya. Peristiwa ini dijadikan dalih oleh Belanda untuk menangkap, menahan dan membuang setiap orang yang melawan mereka, sekalipun bukan PKI. Maka perjaungan nasional mendapat pukulan yang sangat berat dan mengalami kemunduran besar serta lumpuh selama bertahun-tahun.

Tan Malaka yang berada di luar negeri pada waktu itu, berkumpul dengan beberapa temannya di Bangkok. Di ibu kota Thailand itu, bersama Soebakat dan Djamaludddin Tamin, Juni 1927 Tan Malaka memproklamasikan berdirinya Partai Republik Indonesia (PARI). Dua tahun sebelumnya Tan Malaka telah menulis "Menuju Republik Indonesia". Itu ditunjukkan kepada para pejuang intelektual di Indonesia dan di negeri Belanda. Terbitnya buku itu pertama kali di Kowloon, Hong Kong, April 1925.

Prof. Mohammad Yamin, dalam karya tulisnya "Tan Malaka Bapak Republik Indonesia" memberi komentar: "Tak ubahnya daripada Jefferson Washington merancangkan Republik Amerika Serikat sebelum kemerdekaan

Sosok tan malaka mampu menjadi insprasi bagi dunia luar , Tan malaka seorang yang disegani, dan konon beliau juga pemperi inspirasi bagi kemerdekaan di asia ternggara. Ia pernah dipenjara sebanyak tiga belas kali, namun selama pengasingannya itu banyak pemikirannya yang ditakuti oleh kolonial dan sekutunya. Sampai ia menjadi orang yang "dimata-matai oleh agen rahasia internasional saat itu". ia juga pendukung pencetusan kemerdekaan dan kebebasan indonesia 100% tanpa perlu negosiasi dengan pemerintah asing. Ia di cap beraliran kiri, karena pemikirannya yang pada waktu itu bertentangan dengan pemerintah orde lama. Tan Malaka dibunuh oleh pasukan Batalyon Sikatan pimpinan Letnan Dua Soekotjo. Ia tewas pada tanggal 21 Februari 1949, dan tubuhnya dimakamkan di tempat pemakaman itu, tanpa disertai dengan nisan, sosok yang misterius ini masih menjadi tanda tanya sampai saat ini, apakah yang telah tiada itu adalah seorang Tan Malaka atau bukan. Direktur Penerbitan Institut Kerajaan Belanda untuk Studi Karibia dan Asia Tenggara atau KITLV di Leiden, Harry A Poeze, sejak tahun 1971 berusaha untuk menguak perjuangan dan kematian Tan Malaka.

Yang jelas Tan Malakalah yang berperan penting dalam pencetusan Indonesia Merdeka, beliau sangat berjasa sekali terhadap Indonesia, walaupun sejarah Tan malaka di kaburkan namun semangat juangnya, harumnya pemikirannya tak mampu mengubah takdir siapa sesungguhnya Tan Malaka. ialah pejuang Revolusioner yang patut kita banggakan, dan patut kita teladani bagi pemuda Indonesia.


Minggu, 30 Agustus 2009

Krisis Ideologi







Pada era orde lama kita masih ingat pejuang kita berjuang mempertahankan kemerdekaan, karena kemerdekaan yg hakiki itu adalah yang menjamin hak-hak warga negara sebagai manusia. Kaum intelektual, kaum adat, bahkan kaum agama pun juga ikut berjuang dalam perjuangan untuk mengusir penjajah yang menjajah negeri kita yang sangat subur ini. Karena mereka menilai bahwa Indonesia adalah setumpuk tanah syurga, tanahnya subur, udaranya sejuk, lautnya indah dan apapun bisa kita temukan di negri kita ini.

Indonesia adalah negara kepulauan banyak suku2 bangsa, agama dan bahasa yanng majemuk. dalam keanekaragaman itu kita sangat rentan dalam masalah diskriminasi. pernah dahulu kita di adu domba oleh penjajah, karena dengan cara politik seperti ini sesama kita saling curiga mencurigai, saling bunuh, saling bermusuhan. bahkan kaum adat dan agama juga di adu domba.
Tapi apa yg terjadi, setelah kita diadu domba hingga terjadi kesalah pahaman diantara kita namun akhirnya kita sadar dan bangkit kalau kita adalah satu bagian dari sekian banyak keanekaragaman, kita disatukan oleh ideologi PANCASILA dan juga NKRI yang sampai saat ini adalah sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

tapi saat ini apakah kita masih memiliki nasionalisme untuk mempertahankan ideologi kita sebagai bangsa indonesia, apakah kita masih menjadi kesatuan yang utuh?
sabagai warga negara kita patut mempertahankan negara kita dari ancaman luar dan dalam yang mampu meruntuhkan nilai-nilai ideologi kita. saat ini saya melihat generasi muda kita terlalu dilenakan dengan hiburan yg tidak bermanfaat, sudahkah kita generasi muda penerus bangsa melakukan yang terbaik untuk negara?? mari tumbuhkan lagi sikap cinta tanah air.. mari kita renungi lagi pasal-pasal dan makna pancasila kita.

melihat wacana politik dan ekonomi saat ini, negara kita tengah diancam oleh krisis ideologi, negara luar sangat mudah mengintervensi negara kita, mengadu domba kita dgn sesama kita bahkan mengadu domba kita dgn negara sahabat. Propaganda ini tidak lain adalah sebuah ancaman yg cukup serius buat negara kita.

Kita seharusnya lebih meningkatkan rasa nasionalisme terhadap diri kita agar martabat bangsa dimata dunia tidak dipandang sebelah mata lagi. mari kita bangkit harumkan nama bangsa, perkuat persatuan dan kesatuan bangsa. tingkatkan IMTAQ dan IPTEK SDM indonesia. perbaiki moral bangsa yang lebih berkualitas. saling meghargai perbedaan dan tidak memiliki sikap menggadaikan negara dan harga diri bangsa ke mata dunia. kita adalah negara kaya yang perlu di benahi oleh orang2 yang memiliki jiwa cinta tanah air.. bukan orang2 yang cuma menjual negara ini hanya untuk orang-orang yang berkepentingan.

Sabtu, 16 Mei 2009

Arti Kehidupan Bagiku...


Pengalaman ini mengajarkanku tentang banyak hal...
Hal tentang kesedihan...
Hal tentang kesepian...
Hal tentang penderitaan...
Hal tentang kelaparan...
Hal tentang Kehausan...
Hal tentang ketakutan...
Hal tentang kekecewaan...
Hal tentang kesabaran...
hal tentang kemandirian...
Hal tentang kasih sayang...
Hal tentang penghargaan...
Hal tentang harapan...
Hal tentang berfikir positif...
Hal tentang kedewasaan...
Hal tentang bagaimana berjiwa besar...
dan, Hal tentang keadilan...
Pengalaman ini mengajarkan aku...
Inilah arti kehidupan...


Trik-Tips Blog Add to Plusmo Add to Google Reader or Homepage Add to The Free Dictionary Add to netomat Hub Receive IM, Email or Mobile alerts when new content is published on this site. Add to Technorati Favorites Add TAMBO PITUAH to ODEO

Powered by FeedBurner

Add to Technorati Favorites

Website counter

Locations of visitors to this page

The WeatherPixie

BlogFam Community Blog Advertising Adventure Travel Tales and Tips
Read the exciting tales and get the tips from experienced long-time travelers. Don't think adventure travel is not your thing. Consider their motto: "Adventure Travel is a way of life, once you've discovered it".

all about social, technology,sport and travel for enriching your information need